PACARAN MENURUT ISLAM

on Senin, 27 Mei 2013
         Istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja,karena salah satu ciri remaja yang menonjol adalah adanya rasa senang kepada lawan jenis disertai keinginan untuk saling memiliki. pada masa sekarang ini, seorang remaja biasanya mulai naksir lawan jenisnya. lalu ia berupaya melakukan pendekatan untuk mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. setelah pendekatatannya berhasil dan gayung bersambut, lalu keduannya mulai berpacaran.
         Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah jalinan cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik pacaran juga bermacam-macam, ada yang sekedar berkirim surat, BBM-an, telepon-teleponan, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat, apel, sampai ada yang layaknya pasangan suami istri.
         Dikalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang sangat dibangggakan. baisanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar. sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang gaul. karena itu, mencari pacar dikalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis. maka tidak heran kalau sekarang mayoritas remaja sudah memiliki teman spesial yang disebut "PACAR".
          Lalu bagaimana Pacaran dalam pandangan Islam ?
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam islam. . Untuk istilahnya hubungan percintaan antar laki-laki dan perempuanpranikah, Islam menegnalkan istilah "Khitbah (meminang). Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan  maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya dalam waktu dekat. selama masa khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam islam, seperti berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium, memandangi dengan nafsu, dan melakukan hubungan selayaknya suami istri.
         Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dengan khitbah. pacaran tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah merupkan tahapan untuk menuju pernikahan. persamaan keduanya merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang tidak dalam ikatan perkawinan.
     Dari sisi persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara pacaran dan khitbah. keduannya akan terkait dengan bagaimana orang mempraktikkannya. jika selama masa khitbah, pergaulan antara laki-lakidan perempuan melanggar batas-batas yang telah ditentukan oleh Islam, maka itu pun haram. demikian juga pacaran, jika orang dalam berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam, maka hal itu pun haram. jadi sebenarnya yang menjadi pijakan adalah bagaimana dalam masa khitbahnya, bukan pada istilah pacaran atau khitbahnya.
          Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak dimaksudkan untuk emnikahinya saat itu atau dalam waktu dekat, apakah hukumnya haram? tentu tdak, karena rasa cinta adalah fitrah yang diberikan Allah.
Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik pada laki-laki maupun perempuan. dengan adanya rasa cinta, manusia bisa hidup berpasang-pasangan. Adanya pernikahan tentu harus didahului oleh rasa cinta, seandainya tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau membangun rumah tangga. seperti halnya hewan, mereka memiliki instink seksualitas tetapi tidak memiliki rasa cinta, sehingga setiap kali bisa berganti-ganti pasangan. hewan tidak membangun rumah tangga.
           Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena tidak ada satupun ayat atau hadits yang seacra eksplesit atau implicit melarangnya. Islam hanya memberikan boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.
Diantaranya batasan-batasan tersebut ialah :

1.  Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina.
2.  Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya
3.  Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya
4.  Harus menjaga mata atau pandangannya
5.  Menutup aurat.


0 komentar:

Posting Komentar